SYARAT-SYARAT SEORANG PERAWI DAN PROSES TRANFORMASI
A. Syarat-syarat Seorang Perawi :
Cara menerima riwayat hadits ada delapan macam, yaitu :
1. Sama’ min lafdhi asy-syaiki, mendengar sendiri dari perkataan gurunya.
2. Al-Qir’ah ‘ala asy-syaikh/’aradh, sipembaca menyuguhkan haditsnya kehadapan gurunya.
3. Ijazah, memberikan ijin dari seorang kepada orang lain.
4. Munawalaj, guru memberikan naskah asli kepada muridnya.
5. Mukatabah, guru menulis sendiri/menyuruh orang lain menulis beberapa hadits kepada orang ditempat lain.
6. Wijadah, memperoleh tulisan hadits orang lain yang tidak diriwayatkan.
7. Washiyah, pesan seseorang dikala akan mati/bepergian, dengan sebuah kitab supaya diriwayatkan.
8. I’lam, pemberitahuan guru kepada muridnya bahwa hadits yang diriwayatkannya adalah riwayat sendiri yang diterima dari gurunya.
B. Lafal-lafal Untuk Meriwayatkan Hadits
Lafal-lafal untuk menyampaikan hadits, dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu :
1. Lafal para rawi yang mendengar langgung dari gurunya, seperti :
Saya telah mendengar ….سَمِعْتُ
Kami telah mendengar……سَمِعْنَا
Seseorang telah bercerita padaku …..حَدَّثَنِى
Seseorang telah bercerita kepada kami…..حَدَّثَنَا
Seseorang telah mengabarkan padaku/kepada kami …..اَخْبَرَنَا , اَخْبَرَنِى
2. Lafal para rawi yang mungkin mendengar/tidak mendengar sendiri, seperti :
Diriwayatkan oleh …..رُوِيَ
Dihikayatkan oleh ……..حُكِمَ
Dari …..عَنْ
Bahwasannya …..أَنَّ
11 November 2009
Browse » Home »
Ulumul Hadits
» ulumul hadits
ulumul hadits
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “ulumul hadits”
Posting Komentar