28 Maret 2010

Berilmu sebelum beramal

KHUTBAH PERTAMA:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمّا بَعْدُ .اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمان الرحيم : وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً .
قال رسول الله (ص) : فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Rasanya tidak habis-habisnya kita harus bersyukur kepada Allah, karena limpahan anugerah rahmat dan karunianya hingga pada hari yang mulia ini kita semua tetap bertahan di atas agama Islam dan ajaran Rasulullah Shallallahu a’alaihi wasallam.
Di antara wujud syukur yang harus kita tampakkan adalah menjaga ketakwaan dan meningkatkannya kepada kesempurnaan iman. Hal ini dengan mengamalkan seluruh perintah Allah dan menjauhi semua laranganNya. Namun mungkinkah kita mengenal perintah dan larangan Allah tanpa ilmu?

Oleh karena itu, dalam mimbar yang mulia ini, saya menyeru pribadi saya dan hadirin sekalian untuk bertakwa dan belajar banyak tentang perintah dan larangan Allah, agar dapat mewujudkan ketakwaan dan keimanan yang lebih sempurna.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Agama Islam sebagai agama yang sempurna, indah dan menyejukkan, telah menjadikan ilmu sebagai sumber kejayaan, dan kejahilan sebagai simbol kejumudan, kesengsaraan dan keterbelakangan. Karenanya kita temukan dalam ajaran Islam kewajiban belajar dan berilmu, seperti firman Allah didalam surah Al-‘Alaq, 96: 1-5 yang artinya :
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan, Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmu amat pemurah, Yang mengajarkan (menulis) dengan pena, Yang mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tiada diketahuinya”.
Tidak hanya berhenti sampai di sini saja, bahkan Islam mencela dan menyalahkan orang yang berbicara dan beramal tanpa ilmu, seperti difirmankan Allah Ta’ala,

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُواْ بِاللّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

"Katakanlah, 'Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang mana Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui'." (Al-A'raf: 33).

Firman Allah dalam ayat di atas, adalah larangan yang bersifat umum dari berbicara dalam masalah agama tanpa dasar ilmu. Demikian juga Allah Ta’ala melarang kita beramal dan berkata dengan taklid dan mengekor pendapat orang lain tanpa mengetahui dasarnya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabannya." (Al-Isra` : 36).

Semua ini tentunya menjadikan kita berhati-hati dalam berkata dan berbuat, sebab akibatnya fatal bila kita berbicara dan berbuat tanpa dasar ilmu yang jelas.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Islam memandang bahwa perkataan dan perbuatan itu dihukumi benar dan diterima bila dilandasi dengan ilmu. Oleh karena itu, Imam al-Bukhari membuat judul salah satu bab dalam Shahihnya dengan "Bab al-Ilmu Qabla al-Qaul wa al-Amal" (Bab yang menje-laskan harusnya berilmu sebelum berkata dan berbuat). Beliau berdalil dengan Firman Allah Ta’ala,

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal." (Muhammad 19).

Dalam ayat yang mulia ini, Allah memulainya dengan perintah berilmu sebelum berkata dan beramal.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Jelaslah di sini bahwa Imam al-Bukhari menjadikan ayat ini sebagai dasar kewajiban berilmu sebelum berkata dan beramal. Ini menunjukkan bahwa seseorang harus mengetahui atau berilmu dahulu baru kemudian berkata atau beramal. Mengapa demikian?

Sebab perkataan dan perbuatan tidak akan sah dan diterima oleh Allah kecuali bila sesuai syariat. Seseorang tidak mungkin bahwa mengetahui amalan dan perkataannya telah sesuai syariat kecuali dengan ilmu.

Dengan demikian, seorang Muslim harus belajar dan menuntut ilmu, agar seluruh perkataan dan perbuatannya berdasarkan ilmu dan bashirah, apalagi dalam berdakwah. Sehingga dengannya kita dapat menjadi pengikut Rasulullah dan dapat meniti jalan dakwah beliau . Ingatlah Firman Allah Ta’ala,

قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللّهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Katakanlah, 'Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik'." (Yusuf : 108).

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Telah disinggung diatas, bahwa amalan dan perkataan tidak sah dan tidak diterima oleh Allah hingga sesuai dengan syariat yang dibangun di atas al-Qur`an dan Sunnah. Sehingga ilmu yang dituntut dalam syariat adalah ilmu yang bersumber kepada al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam .

Kita harus mempelajari keduanya dan memegang erat-erat isi kandungannya, niscaya kita akan sukses dan selamat di dunia dan akhirat.

Namun perlu diingat oleh kita semua, bahwa dalam mempelajari al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah tersebut harus dengan merujuk kepada pemahaman para pendahulu umat ini. Mereka adalah para sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in dan imam mujtahid yang sudah terkenal komitmennya kepada Islam dan ajarannya.

Kita harus bertanya kepada para ulama yang berilmu luas dan bertakwa dalam masalah-masalah yang belum kita ketahui atau belum kita fahami dengan baik. Semua itu untuk mengamalkan Firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (para ulama) jika kamu tidak mengetahui." (An-Nahl: 43).

Mudah-mudahan dengan mengambil bimbingan dan arahan para ulama tersebut, kita dapat memahami ajaran Islam yang benar dengan dasar al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan mudah-mudahan kita semua dapat berkata dan beramal dengan ilmu dan tidak dengan kebodohan).

فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛ قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} .
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ .
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَلَذِكْرُ اللَّهِ اَكْبَرُ

(Dikutib dari Buku Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi ke-2, Darul Haq Jakarta).



Comments :

0 komentar to “Berilmu sebelum beramal”

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by BLOG MAS CAHYO

HEAD LINE NEWS BLOG MAS CAHYO | HOME FIKIH HADIS AL-QURAN FATWA OASE ISLAM DOWNLOAD TUTORIAL